Berikut ada beberapa resep dari Imam Al-Ghazali untuk mengendalikan jiwamu…
Uzlah!
Artinya, hidup menyendiri. Dahulu, para Nabi atau Sufi hidup ditempat
yang sepi-jauh dari keramaian. Tetapi, menurut sebagian Ulama, sekarang
caranya berbeda. Beruzlah pada zaman sekarang bukan berarti pergi ke
hutan yang sepi, melainkan kita harus mengasingkan diri dari lingkukngan
yang akan merusak kita. Memilih lingkungan yang baik akan membuat jiwa
kita tenang.
Jaga
lidah! Bicaralah yang baik atau diam. Segala yang kita ucapkan harus
kita pertimbangakan dengan matang. Orang bijak bilang, “ Lidh seorang
bijak terletak di bawah hatinya. Jika ucapannya selaras dengan hatinya,
dia akan bicara. Jika tidak, dia akan diam. Sebaliknya, hati orang yang
bodoh berada di ujung lidahnya.” Kadang-kadang lidah menjadi juru bicara
nafsu kita jika kita tidak mengendalikannya. Misalnya, mengumpat,
membicarakan orang, menghina, membentak atau berbohong. Semua perbuatan
itu akan membuat jiwa kita semakin liar.
Rajin-rajin
puasa! Perut kita adalah markas besar hawa nafsu. Banya orang yang
merampom gara-gara urusan perut. Atau, kita malas sholat gara-gara perut
kita terlalu penuh. Jika kita bisa mengendalikan dorongan perut, pasti
kita dapat menundukan jiwa. Selain puasa Ramadhan, cobalah biasakan
puasa Senin-Kamis, atau puasa lainnya. Dijamin manjur!
Kurangi
tidur! Imam Al-Ghazali mengatakan, “ Tidur melebihi kebutuhan itu bisa
mengerakan hati dan mematikan hati.” Kadang-kadang, kita suka tidur
bukan karena kebutuhan, melainkan karena kemalasan. Jika kemalasan yang
datang, itu berasal ari hawa nafsu. Dan, kamu harus melawannya. Sayang,
dong, hidup yang berharga ini hanya dilewatkan dengan tidur. Menurut
suatu riwayat, para sufi zaman dahulu menghabiskan semua waktunya untuk
beribadah. Konon, Shay Al-Kirami, tidak pernah tidur selama empat puluh
tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar