Kamis, 08 September 2011

CARA MENJINAKKAN JIWA

Berikut ada beberapa resep dari Imam Al-Ghazali untuk mengendalikan jiwamu…

Uzlah! Artinya, hidup menyendiri. Dahulu, para Nabi atau Sufi hidup ditempat yang sepi-jauh dari keramaian. Tetapi, menurut sebagian Ulama, sekarang caranya berbeda. Beruzlah pada zaman sekarang bukan berarti pergi ke hutan yang sepi, melainkan kita harus mengasingkan diri dari lingkukngan yang akan merusak kita. Memilih lingkungan yang baik akan membuat jiwa kita tenang.

Jaga lidah! Bicaralah yang baik atau diam. Segala yang kita ucapkan harus kita pertimbangakan dengan matang. Orang bijak bilang, “ Lidh seorang bijak terletak di bawah hatinya. Jika ucapannya selaras dengan hatinya, dia akan bicara. Jika tidak, dia akan diam. Sebaliknya, hati orang yang bodoh berada di ujung lidahnya.” Kadang-kadang lidah menjadi juru bicara nafsu kita jika kita tidak mengendalikannya. Misalnya, mengumpat, membicarakan orang, menghina, membentak atau berbohong. Semua perbuatan itu akan membuat jiwa kita semakin liar.

Rajin-rajin puasa! Perut kita adalah markas besar hawa nafsu. Banya orang yang merampom gara-gara urusan perut. Atau, kita malas sholat gara-gara perut kita terlalu penuh. Jika kita bisa mengendalikan dorongan perut, pasti kita dapat menundukan jiwa. Selain puasa Ramadhan, cobalah biasakan puasa Senin-Kamis, atau puasa lainnya. Dijamin manjur!

Kurangi tidur! Imam Al-Ghazali mengatakan, “ Tidur melebihi kebutuhan itu bisa mengerakan hati dan mematikan hati.” Kadang-kadang, kita suka tidur bukan karena kebutuhan, melainkan karena kemalasan. Jika kemalasan yang datang, itu berasal ari hawa nafsu. Dan, kamu harus melawannya. Sayang, dong, hidup yang berharga ini hanya dilewatkan dengan tidur. Menurut suatu riwayat, para sufi zaman dahulu menghabiskan semua waktunya untuk beribadah. Konon, Shay Al-Kirami, tidak pernah tidur selama empat puluh tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar